Imbas Ribuan Migran, Pentagon Bakal Kirim Ratusan Tentara Ke Perbatasan AS-Meksiko

Imbas Ribuan Migran, Pentagon Bakal Kirim Ratusan Tentara Ke Perbatasan AS-Meksiko
Imbas Ribuan Migran, Pentagon Bakal Kirim Ratusan Tentara Ke Perbatasan AS-Meksiko. Untuk meningkatkan keamanan di perbatasan Amerika Serikat (AS) dengan Meksiko, Pentagon akan mengirim sekitar 800 tentara. Langkah ini dipicu munculnya ribuan migran yang bergerak ke wilayah perbatasan.
Sumber pemerintah AS kepada AP mengatakan Menteri Pertahanan James Mattis diperkirakan akan menandatangani sebuah perintah untuk mengirim 800 tentara ke perbatasan untuk mengantisipasi kedatangan ribuan migran.
Rencana pengerahan pasukan itu sinkron dengan peringatan yang berulang kali dari Presiden Donald Trump bahwa dia akan mengerahkan militer ke perbatasan dalam beberapa kapasitas, jika pihak berwenang Meksiko tidak melakukan cukup tindakan untuk menghentikan pergerakan kelompok migran.
Beberapa presiden pendahulu Trump pernah meminta gubernur negara bagian setempat untuk mengerahkan Garda Nasional ke perbatasan. Trump sendiri membuat perintah serupa pada bulan April lalu ketika kelompok migran mencoba menyeberang ke AS.
Pada akhir pekan lalu, Trump juga memperingatkan bahwa dia akan mengirimkan pasukan militer, bukan penjaga perbatasan. Ribuan migran berangkat dari Honduras, wilayah yang dilanda kriminalitas dan kemiskinan, sejak dua minggu lalu. Jumlah mereka terus bertambah ketika mendekati AS, dengan perkiraan PBB sekitar 7.000 orang pada minggu lalu.
Sejak menyeberang ke Meksiko hampir seminggu yang lalu, ribuan migran telah bergerak maju ke utara Kota Mapastepec. Pihak berwenang di sana memperkirakan jumlah migran mulai berkurang antara 4.000 hingga 5.000 orang.
Mapastepec berjarak lebih dari 1.000 mil dari AS. Butuh perjalanan beberapa minggu bagi para migran untuk sampai ke perbatasan. Menurut laporan media lokal, sejumlah migran memilih tinggal di Meksiko dan banyak lainnya balik arah dan dan pulang. Ada juga beberapa migran yang jatuh sakit dan menolak kembali ke negaranya karena takut terhadap serangan dan pelecehan oleh penjahat.
Jose David Sarmientos Aguilar, salah satu pelajar mengatakan kepada CNBC bahwa dia bergabung dalam pawai migran tersebut tanpa memikirkan apa yang bisa terjadi dan konsekuensi yang dapat ditimbulkannya. Tetapi, dia memutuskan untuk kembali ketika mendengar desas-desus tentang dua migran lainnya jatuh dari truk dan tewas pada Senin lalu.
Sementara itu, Presiden Trump telah berjanji untuk menghentikan gelombang migran yang mendekati perbatasan AS. “Brandon Judd dari Dewan Patroli Perbatasan Nasional benar ketika dia mengatakan bahwa undang-undang yang terinspirasi oleh Partai Demokrat membuat kita sulit menghentikan orang di Perbatasan. Harus dicabut, tetapi saya mengerahkan  militer untuk darurat nasional ini. Mereka akan dihentikan!,” tulis Trump di Twitter hari Kamis (25/10/2018).

Comments

Popular posts from this blog

Terkait Penandatanganan Kesepakatan, Bandara APT Pranoto Akan Dikelola Angkasa Pura I

Michelin, Pemasok Utama MotoGP Bawa Ban Khusus Di Sirkuit Phillip Island

China Ketakutan Stok Senjata Nuklir Tidak Cukup Lawan Musuh Asing